Kamis, 30 Desember 2010

Perilaku Konsumen


Ada ungkapan yang mengatakan bahwa pembeli adalah raja. Dikatakan seperti ini karena pembeli atau konsumen adalah target utama dari produsen dalam memproses produknya yang nantinya bisa mengasilkan keuntungan jika konsumen mengonsumsi atau memakai produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen harus mengetahui apa yang dikehendaki konsumen agar produknya bisa laku terjual. Ada tiga perilaku konsumen, yaitu:
1.      Dapat dipahami atau diteliti
2.      Dapat dipengaruhi dimana perilaku itu bisa diubah atau dibentuk. Dapat dipengaruhi berarti kebutuhan konsumen bisa diciptakan untuk konsumen. Perilaku konsumen dapat diubah lebih cepat jika ditujukan pada konsumen kelas atas dan kelas menengah.
3.      Mengubah perilaku konsumen adalah sah.
Produk dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
·         Fungsi
·         Nilai produk
·         Bentuk
Perilaku konsumen adalah proses calon konsumen dalam mendekatkan diri dengan produk.
Karena sebagai proses, maka ada tahap-tahapannya:
ü  Mengenal kebutuhan. Disini dibutuhakan kepintaran si pemasar untuk membuat suatu pencitraan produk baru bagi calon konsumen.
ü  Mencari informasi tentang produk yang diinginkan.
ü  Memilih informasi atau melek informasi (tidak mudah ditipu oleh berbagai macam informasi yang ada).
ü  Konatif (kecenderungan berperilaku). Kecendrungan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: produk itu cocok dengan kebutuhan; apakah cocok dengan isi kantong si konsumen; apakah cocok dengan lingkungan; apakah cocok dengan budayanya.
ü  Pengambilan keputusan.
ü  Evaluasi. Evaluasi ini dilakukan setelah mengonsumsi produk, sudakah puas dengan produk yang dibeli atau belum puas. Jika sudah puas diharapkan tercipta brand royalty dan brand minded.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (tidak berbeda dengan hal-hal yang bisa dijadikan segmentasi) :
Ø  Demografi. Bisa dikelopokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia konsumen.
Ø  Geografis. Biasanya konsumen yang bermukim di wilayah tropis cenderung lebih mudah marah dan lebih terbuka dibandingkan konsumen yang bermukim di pegunungan.
Ø  Status sosial ekonomi. Semakin kaya konsumen maka semakin mudah untuk merubah perilakunya dalam memilih produk
Ø  Budaya dan agama. Ini berkaitan dengan nilai dan norma. Konsumen beragama Islam tidak akan membeli produk yang mengandung babi.
Ø  Lingkungan. Bisa dari pengaruh keluarga, teman sepermainan maupun organisasi.